Di Nganjuk Jawa Timur, dangdut baru-baru ini menjadi musik yang paling diminati oleh sebagian anak muda hingga orang dewasa. Mereka sangat menyukai lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Orkes-orkes Lokal seperti SERA, PALAPA dan ada pula SAGITA, orkes asal Pace yang sedang naik daun. Lagu-lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi di SAGITA ini kadang menggelitik telinga kita dengan ciri khasnya seperti :
“ asolole, icik-icik ehemm…!! “( heee….)
Ada banyak lagu yang sering dinyanyikan artis-artis lokal seperti : Tak tunggu balimu, Alay, Ngamen 3, Jangan Bertengkar , dan masih banyak lagu lainnya yang tidak mungkin saya cantumkan satu-persatu.
Sebenarnya, Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music. Dan banyak penyanyi-penyanyi dangdut terkenal seperti Roma Irama, Irfan Mansyur, Syaiful Jamil, Inul Daratista,Ridho Rhoma dst. Ketenaran mereka tidak kalah dengan penyanyi asal Korea ataupun dari Amerika.
Terkadang dangdut diasosiasikan dengan masyarakat bawah yang miskin, bukan berarti dangdut hanya digemari kelas bawah. Di setiap acara hiburan, dangdut dapat dipastikan turut serta meramaikan situasi. Panggung dangdut dapat dengan mudah dijumpai di berbagai tempat. Tempat hiburan dan diskotek yang khusus memutar lagu-lagu dangdut banyak dijumpai di kota-kota besar. Stasiun radio siaran yang menyatakan dirinya sebagai "radio dangdut" juga mudah ditemui di berbagai kota.
Sumber : http://id.wikipedia.org
0 komentar:
Posting Komentar