Recent Posts

Tampilkan postingan dengan label Sastra. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sastra. Tampilkan semua postingan

Rabu, 09 November 2011

ANALISIS POKOK-POKOK BERITA


Dituduh Selingkuhi Istri Wali Kota, PNS Dianiaya hingga Babak Belur

Top of Form
Bottom of Form
Korban Mengaku, Pemukulan Itu Terjadi di Rumah Dinas
Warga Kota Medan, Sumatera Utara, dalam beberapa hari ini dihebohkan oleh berita penganiayaan yang dialami Masfar, 45, PNS (pegawai negeri sipil) di sana. Yang membuat heboh, Masfar mengaku dianiaya Wali Kota Medan Rahudman Harahap. Berita semakin heboh setelah beredar kabar bahwa penganiayaan itu terjadi karena Masfar diduga berselingkuh dengan istri Rahudman.
BERITA menghebohkan itu semakin menjadi perbincangan di lingkungan Pemkot Medan dan Pemprov Sumatera Utara (Sumut). Maklum, berita itu menyangkut nama sang Wali Kota Rahudman Harahap (RH), dan istrinya, Ny Yusriani Siregar (YSR). Masfar sendiri sehari-hari adalah PNS di Penanaman Modal Daerah (PMD) Pemprov Sumut yang diperbantukan di PKK provinsi sebagai pengurus. Kemarin (1/5) Masfar masih dirawat intensif di RS Columbia Asia, Jalan Listrik, Medan.
Kamis pekan lalu (28/4) dia diperiksa petugas dari Polresta Medan. Dari informasi yang dihimpun Sumut Pos (INDOPOS Group), kasus penganiayaan yang dialami Masfar itu terjadi dua kali. Yakni, pada Senin pekan lalu (25/4) dan Selasa (26/4). Penganiayaan pertama terjadi ketika Masfar mengantar pulang YSR ke rumah dinas wali kota. Menurut pengakuan Masfar, bukan hanya YSR yang dia antarkan hari itu. ”Saya tiba di rumah dinas sore karena macet,” katanya dalam sebuah wawancara yang direkam melalui video yang diperoleh Sumut Pos.
Dalam rekaman video berdurasi 9 menit 37 detik itu Masfar masih terbaring di tempat tidur. Dia bercerita dengan kalimat yang terbata- bata. Setelah tiba di rumah dinas wali kota, Masfar berniat balik Tapi, ketika Masfar akan keluar dari rumah dinas itu, RH menyuruh satpam menutup pintu gerbang. ”Satpam kemudian memanggil saya. Katanya saya dipanggil Rahudman,” ceritanya. ”Karena merasa tidak bersalah, saya datangi saja. Ketika saya datang, dia berdiri dari tempat duduknya di luar rumah. Dia lalu mendatangi saya. Nah, begitu dia di depan saya, langsung dipukulnya muka saya dua kali,” lanjut Masfar dalam rekaman itu.
Ketika itu Masfar sempat berusaha melarikan diri. Namun, petugas jaga rumah dinas wali kota menghadangnya dan kembali RH menganiaya korban hingga babak belur. Dalam kondisi tak berdaya itu, masih menurut Masfar, keluarlah YSR. Perempuan 52 tahun itu lantas menarik RH, suaminya, agar masuk ke rumah. ”Saya disuruh pulang oleh ajudan,” imbuhnya. Nasib apes Masfar berlanjut esok harinya (26/4). Saat itu dia akan berangkat kerja. Ketika melintas di Jalan H Adam Malik, dekat Hotel ASEAN, Medan, Masfar diserempet dua orang tak dikenal. ”Mereka naik motor dengan memakai helm,” ceritanya. Tiba-tiba wajah Masfar disemprot cairan yang membuatnya merasa perih. Bukan hanya itu. Akibat semprotan tersebut, kulit wajah Masfar melepuh. ”Seperti air keras,” katanya.
Dua pria tak dikenal itu menyemprot wajah Masfar hingga dua kali. ”Karena tidak tahan dengan rasa sakit, saya terjatuh tak sadarkan diri,” beber Masfar. Masfar juga tidak tahu siapa yang membawanya ke rumah sakit. Apakah dua peristiwa itu saling terkait? Artinya, dua penganiayaan itu sama-sama diotaki RH? Hingga kemarin (1/5) Polresta Medan masih menyelidiki kasus tersebut. Yang jelas, Polresta Medan sudah menerima pengaduan dari keluarga korban dengan pelapor atas nama Sri Listrikaningsih, 41, istri Masfar.
Laporan penganiayaan dan penyiraman soda api itu tertuang dalam Surat Tanda Penerimaan Laporan (STPL) Nomor: STPL/1033/IV/2011/SU/ Resta Medan tertanggal 25 April 2011. Untuk melengkapi berkas perkara, laporan pengaduan korban dilengkapi surat permohonan visum et repertum kepada pihak Rumah Sakit (RS) Columbia Asia, Jalan Listrik, Medan, dengan nomor R/169/IV/2011/Resta Medan. Kapolresta Medan Kombespol Tagam Sinaga mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim untuk mengusut kasus tersebut. Disinggung tentang dugaan keterlibatan oknum pejabat tinggi di Medan dalam kasus itu, Tagam belum dapat memberikan keterangan. ”Kalau di laporan polisinya, terlapor masih berstatus lidik. Jadi, kami belum tahu siapa pelakunya,” katanya Jumat lalu (29/4).
Menurut Tagam, dalam mencari kebenaran hukum pihak kepolisian memerlukan alat bukti dan fakta-fakta. ”Kita tidak membutuhkan pengakuan atau pernyataan. Dalam penyelidikan untuk membuktikan kebenaran itu kita hanya butuh bukti dan fakta-fakta, nggak perlu ada pengakuan,” lanjutnya. Dia mengakui, polisi tidak berwenang memeriksa Rahudman Harahap sebagai wali kota kecuali atas persetujuan presiden. Sebelumnya, ketika dikonfirmasi Sumut Pos, Rahudman membantah berita yang melibatkan namanya itu.
”Apa kau percaya kalau abang kau ini seperti itu? Itu kerjaan orang-orang syirik yang nggak senang dengan abangmu ini,” kata Rahudman sambil menuju mobil dinasnya Rabu pekan lalu (27/4). Sumut Pos sebenarnya sudah berusaha mengonfirmasi peristiwa yang dialami Masfar kepada YSR. Namun, istri wali kota itu sejak Jumat lalu dikabarkan meninggalkan Medan. Sumut Pos sempat dihubungi seorang pejabat di Pemkot Medan yang mengaku mendampingi YSR. ”Informasi yang disebar di Medan, Ibu (YSR) umrah. Tapi, sebenarnya di KL (Kuala Lumpur). Saya dan istri ikut mendampinginya. Di KL ibu menenangkan diri,” katanya.
Lantas, bagaimana sebenarnya kabar perselingkuhan antara YSR dan Masfar? Seorang kepala dinas di lingkungan Pemkot Medan menceritakan, hubungan khusus antara YSR dan Masfar sudah menjadi gunjingan di kalangan pejabat Pemprov Sumut dan Pemkot Medan. ”Kami mendapat kabar, awal 2010 Pak Wali pernah mengamuk karena mengetahui perselingkuhan itu. Saat itu Bu Wali sampai ditampar,” ceritanya. Di bagian lain, kabar tersebut sudah sampai ke Kantor Kementerian Dalam Negeri. Kapuspen/Jubir Kemendagri Reydonnyzar Moenek menjelaskan, dalam kasus seperti itu Kemendagri akan mengirim tim gabungan dari inspektorat jenderal (itjen), direktorat jenderal otonomi daerah (dirjen otda), dan biro kepegawaian.
”Tim ini untuk meneliti benar tidaknya kasus ini,” terang Reydonnyzar kemarin (1/5). Tim tersebut diturunkan karena ada dugaan bahwa pelakunya adalah pejabat dan korbannya PNS. Doni, panggilan Reydonnyzar, mengaku prihatin jika benar pelakunya adalah petinggi di Pemkot Medan. ”Seorang pejabat mestinya bisa menahan diri, tidak emosional. Itu ranah hukum, mengapa harus emosi?” cetus Doni. Karena perkara ini terkait dengan dugaan penganiayaan sehingga masuk ranah pidana, kata Doni, pihak kepolisian harus mengusutnya secara cepat. ”Dari delik aduan, karena ada dugaan penganiayaan, ya jadi ranah pidana. Biar jelas siapa pelaku dan siapa korbannya, harus cepat diproses dan biar pengadilan yang membuktikan agar tidak jadi pergunjingan terus- menerus,” harap Doni. (tim sumut pos)






ANALISIS POKOK-POKOK BERITA
What (apa)       :   Penganiayaan
Who (siapa)     :    Masfar, 45, PNS (pegawai negeri sipil)
                             Rahudman Harahap (Wali Kota Medan)
                             Ny Yusriani Siregar
                             Warga Kota Medan
                              Satpam
                              Ajudan
                              Dua pria tak dikenal
                              Polresta Medan
                               Sri Listrikaningsih (Istri Masfar)
                               Pejabat Pemprov Sumut dan Pemkot Medan
                               Kapuspen/Jubir Kemendagri Reydonnyzar Moenek
When (Kapan) :     Senin pekan lalu (25/4) dan Selasa (26/4)
                               Kamis pekan lalu (28/4)
                               Kemarin (1/5)
Where (Dimana)  : Kota Medan, Sumatera Utara
                                Di rumah dinas wali kota
                                Jalan H Adam Malik, dekat Hotel ASEAN, Medan
                                RS Columbia Asia, Jalan Listrik, Medan.
Why (Mengapa)    : Karena dituduh berselingkuh dengan istri Wali Kota Medan
How (Bagaimana) :Penganiayaan dan penyiraman soda api yang dialami oleh Masfar menyebabkannya harus dirawat intensif.

Sabtu, 04 Juni 2011

Seni Sastra (Kesusastraan)


       A.    PENGERTIAN
Secara etimologis atau asal-usulnya istilah kesusastraan berasal dari bahasa Sansakerta yakni Susastra.
      1.    Su adalah awalan yang berarti baik, bagus dan indah.
      2.    Sastra artinya buku, tulisan atau huruf.
 Dengan demikian, sastra berarti tulisan yang bagus atau tulisan yang indah. Adapun imbuhan ke-an dari kata Kesusastraan berarti “ Segala sesuatu yang berhubungan dengan tulisan yang indah”. Istilas Kesusastraan kemudian diartikan sebagai tulisan atau karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dalam bahasa yang indah.
Berdasarkan definisi diatas dapat dirumuskan cirri-ciri kesusastraan sebagai berikut :
1.      Bahasanya terpelihara baik.
2.      Isinya yaitu menggambarkan kebenaran kehidupan manusia.
3.      Cara membacanya menarik sehingga terkesan dihati pembacanya.
Namun ada definisi lain dari kesusastraan,  yaitu kesusastraan berasal dari kata ke – susastra – an, sastra dan susastra.
Sastra berasal dari akar kata Sas yang artinya ajar. Akhiran tra berarti alat. Jadi sastra adalah alat belajar. Lalu Su awalan yang berarti baik, bagus dan Indah. SUsastra berarti karangan yangidah bahasanya. Ke-susastraan berarti segala hasil cipta manusia dengan bahasa sebagai alat yang indah dan bagus isiya sehingga meningkatkan budi pekerti manusia.

                      B.    JENIS KESUSASTRAAN
Menurut bahasa yang digunakan dalam menciptakan sastra, kesusastraan dibedakan menjadi 2 yaitu :
1.      Sastra Lisan (Oral)
Sastra Lisan adalah karangan yang diwujudkan dalam bahasa lisan, sastra lisan berkembang dari mulut kemulut. Dari satu generasi ke generasi berikutnya. Macam kesusastraan lisan antara lain: Cerita-cerita yang dibawakan olh tukang cerita (pawing cerita), dalang dan tukang kentrung. Namun di Eropa cerita-cerita semacam itu dibwakan oleh Trubadour dan Maintril.
2.      Sastra Tertulis
Sastra tertulis adalah karangan yang diwujudkan dalam bahasa tulisan.
Kesusastraan inilah yang disebut kesusastraan itu stabil.
Kesusastraan tertulis ada 2, yakni :
a.    Kesusastraan Umum
Adalah karangan dalam bahasa tulisan yang tidak megandung segi-segi keindahan. Kesusastraan umum meliputi : Bku Ilmu pengetahuan, Selebaran, Buku Udang-Undang, dsb.
b.    Kesusastraan Khusus
Adalah karangan yag mengutamakan segi keindahan bahsanya disamping kebaikan isinya. Kesusastraan khusus inilah yang disebut Seni Sastra.

      C.   FUNGSI DAN NILAI-NILAI KARYA SASTRA
Secaara umum, fungsi sastra dapat digolongkandalam 5 golongan besar, yakni :
a.    Fungsi Rekreatif  : Memberika rasa senang, gembira, serta menghibur para pembaca dan pendengar.
b.  Fungsi Deduktif    : Mendidik para pembaca karena nilai-nilai edukatif atau pendidik kebenaran dan kebaikan ada didalamnya.
c.    Fungsi Estetis          : Memberikan nilai-nilai keindahan.
d.    Fungsi moralitas     : Mengandung nilai moral yang tinggi bagi para pembaca sehingga pembaca data mengetahui moral baik dan moral buruk.
e.    Fungsi Religiusitas (Keagamaan) : Mengandung ajaran agama yang dapat diadikan teladan bagi para pembacanya.    

Analisis Puisi

Menapaki Kerinduan

Ketika sinar rembulan pucat
Sesosok rindu tanpa sayap
Terbang ke langit malam
Gelap mata
Gelap hati
Membuat ia lupa dimana tempat bersinggah
Gelap malam menghupuskan arah dan tujuan
Sementara
Dingin sunyi menjadi sanksi
Jiwa – jiwa yang memanggil
Terperosok ke ceruk jurang malam dalam
Sedalam hatimu
Debur ombak di pantai barat menghantam jiwaku
Tapi tak mampu mengoyahkan sepi
Sapaan angin mengajak kabut angin
Menyusupi pori- pori
Merontokan tulang
Tapi tak mampu runtuhkan sunyi
Sepi tanpa keheningan
Sepi dalam kebisuan
Disitu aku terdampar
Sendiri
Menapaki kerinduan





Analisis Puisi

> Struktur Fisik :
  1. Diksi                   : Kata yang digunakan dalam  
                                       puisi di atas yaitu kata – kata 
                                       romantis.
    2. Pencitraan       : Pencitraan yang digunakan 
                                         dalam puisi di atas yaitu 
                                         penglihatan.
    3. Kata Kongkret  : Kata Kongkret yang ada dalam            
                                             puisi di atas yaitu “ Disitu aku 
                                             menapaki kerinduan”.
     4. Majas                   :  Majas yang digunakan dalam 
                                             puisi di atas yaitu Majas 
                                             Personifikasi.
    5.Bunyi                      : Bunyi yang digunakan dalam 
                                             puisi di atas yaitu Ritma.


Struktur Batin :
       1. Perasaan           : Perasaan dalam puisi di atas 
                                             yaitu sedih.
       2.Tema                    : Tema puisi di atas yaitu rindu 
                                             pada seseorang.
       3. Nada                   : Nada yang digunakan dalam 
                                             puisi di atas yaitu lirih.
       4.Amanat              : Amanat yang terkandung 
                                            dalam puisi di atas yaitu apabila 
                                            kita merindukan seseorang 
                                            jangan terlalu berlebihan 
                                            karena semua itu belum    
                                            tentu ada jawabnya.
  

             

Sabtu, 30 April 2011

SASTRA MELAYU KLASIK


Kisah Suami Dan Burung Beo

       Aku pernah diberitahu bahwa konon ada seorang yang sangat cemburuan yang mempunyai istri yang begitu cantik sehingga dia merupakan  kesempurnaan itu sendiri. Sang istri tidak pernah mengizinkan suaminya untuk berpergian dan meninggalkannya sendiri, sampai suatu hari dia mau tak mau harus melakukan perjalanan dia pergi ke pasar besar, membeli seekor burung beo, dan membawanya pulang. Burung beo itu pandai, berpengetahan luas, cerdas, dan tajam ingatanya. Lalu dia pergi melakukan perjalanan, dan ketika dia selesai dengan urusannya lalu pulang kembali, dia mengambil burung beo itu menanyakan tentang istrinya selama ditinggalkannya pergi. Burung beo itu memberikan penjelasan dari hari ke hari tentang apa yang telah dilakukan istrinya dengan kekasihnya dan bagaimana keduanya melakukan hal itu sepanjang kepergiannnya. Ketika sang suami mendengar penjelasan itu, dia menjadi sangat marah, pergi mendatangi istrinya dan memukulinya. Kaena mengira bahwa salah seorang dayangnya telah memberi tahu suaminya tentang apa yang telah dilakukannya dengan kekasihnya selama kepergian suaminya itu, sang istri menanyai dayang – dayangnya satu per satu, dan semua bersumpah bahwa mereka mendengar beo itulah yang memberi tahu sang suami.
       Ketika sang istri mendengar bahwa beo itulah yang telah memberi tahu suaminya, dia memerintahkan sala seorang dayangnya untuk mengambil batu gerinda dan menggerinda di bawah kandang, memerintahkan dayang ke dua untuk memercikan air di atas kandang, dan memerintahkan dayang ke tiga untuk membawa cermin baja dan berjalan bolak balik sepanjang malam.
       Malam itu sang suami pergi keluar dan ketika dia pulang keesokan harinya dia mrngambil burung beo itu, berbicara denagnnya dan menanyakan tentang apa yang sudah terjadi selama kepergianya malam itu. Burung neo itu menjawab, “ Tuan, maafkan saya, sebab semalam, sepanjang malam,saya tidak dapat mendengar atau melihat dengan jelas karena sangat gelap, hujan lebat, dan ada guruh halilintar.” Memngingat bahwa waktu itu musim panas, di bulan Juli, sang suami menyahut, “ Celakalah engkau, sekarang bukan musim hujan. “ Burung beo berkata, “ Ya demi Tuhan, sepanjang malam, saya melihat apa yang saya katakan padamu.“ Sang suami, yang berkesimpulan bahwa burung beo itu telah berbohong mengenai istrinya dan telah menuduhnya berdusta, menjadi marah, dan menangkap burung beo itu dan setelah mengeluarkannya dari kandang, memukulnya di atas tanah dan membunuhnya. Tetapi setelah burung beo itu mati, sang suami mendengar dari para tetangganya bahwa burung beo itu telah mengatakan hal yang sebenarnya, dan dia sangat menyesal bahwa dia telah ditipu oleh istrinya untuk membunuh burung beo itu.  Raja Yunan menyimpulkan,”Wazir, hal yang sama akan terjadi padaku.”
       Tetapi pada hari menjelang, Syahrazad dan dia menjadi terdiam. Lalu adiknya, Dinarzad berkata,”Alangkah aneh dan indahnya kisah itu!” Syahrazad menyaut,”Ini belum apa – apa jika dibandingkan dengan apa yang akan kuceritakan kepadamu besok malam! Jika sang raja mengizinkan aku dan membiarkan aku hidup,aku akan menceritakan kepadsamu sesuatu yang lebih mengherankan.” Sang raja berkata kepada dirinya sendiri,” Demi Tuhan’ ini benar – benar sebuah kisdah yang mengherankan.”


                                         (Diambil dari kisah Seribu Satu Malam)








Analisis Cerita

Ø  Tema               : Tema cerita di atas yaitu Istana Sentris.
Ø  Alur                : Alur cerita di atas yaitu Maju.
Ø  Tokoh              : Tokoh dalam cerita di atas yaitu Manusia                             (keluarga raja meliputi Suami, Istri dan para                           Dayang), Binatang (Burung Beo).
Ø  Penokohan          : Karakter tokoh dalam cerita di atas yaitu:
       1. Suami    : Baik hati dan sabar
       2. Istri     : Jahat dan penghianat
   3. Beo      : Jujur
Ø  Setting            : Setting tempat pada cerita di atas yaitu di                          Sekitar Istana.
Ø  Suasana            : Suasana cerita di atas yaitu bermacam – macam                     yaitu sedih, senang, lucu.
Ø  Sudut Pandang     : Sudut pandang cerita di atas yaitu sudut pandang                    orang pertama dan sudut pandang orang ketiga.
Ø  Amanat            : Amanat yang terkandung dalam cerita di atas                        yaitu agar kita selalu jujur dan menjadi orang                          yang setia.     
Ø  Nilai               : Nilai yang terkandung dalam cerita di atas yaitu                     nilai sosial budaya.
Ø  Kesesuaian         : Kesesuaian cerita di atas yaitu sesuai dengan                        kehidupan di zaman sekarang, banyak terjadi di                        kalangan masyarakat.





Sinopsis Cerita

       Di suatu kerajaan tinggal sepasang suami istri. Suami tersebut sangat setia dan sabar kepada sang istri. Pada suatu saat ketika sang suami akan pergi jauh meninggalkan sang istri pergi, sang suami pergi dahulu ke pasar dan membeli seekor burung beo yang pintar, cerdik dan mempunyai ingatan yang tajam dengan tujuan agar nanti pada waktu sang suami meninggalkan sang istri, burung beo tersebut tahu apa saja yang dilakukan sang istri.
       Setelah beberapa hari sang suami pergi, sang suami pun pulang dan menanyakan pada burung beo apa saja yang dilakukan sang istri saat ditinggalkannya. Burung beo pun menjawab dengan jujur, dia mengatakan bahwa sang istri bermain cinta dengan laki - laki lain. Tahu keadaan seperti ini,sang suami pun marah besar kemudian pergi lagi. Setelah sang suami pergi, sang istri marah besar kepada dayang – dayangnya dipikirnya dayangnya lah yang membocorkan hal ini padahal ternyata beo lah yang membocorkannya. Dengan ini sang istri bertindak cepat dan berusaha mencelakakan beo itu dangan cara memercikan air dari atas kandangannya.
       Keesokan harinya, sang suami pulang dan menanyakan kepada beo apa yang terjadi pada istrinya, beo pun menjawab bahwa dia tidak tahu apa – apa dengan alasan semalam hujan petir sehingga tidak tahu apa pun yang terjadi. Dengan alasan ini sang suami marah karena sekarang lagi musim kemarau jadi tidak mungkin terjadi hujan. Sang suami langsung membunuh beo itu karena dianggapnya beo itu berbohong. Setelah beo itu mati sang suami baru tahu bahwa beo itu tidak berbohong atas pemberitahuan para tetangganya.





Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More